MANAJEMEN KEPEMIMPINAN MELALUI LATIHAN BARIS BERBARIS


MANAJEMEN DALAM KEPEMIMPINAN

Manajemen adalah fungsi umum kepemimpinan. Sebagai fungsi umum, manajemen menjelaskan mengenai aspek substansial dan praksis kepemimpinan, yang berhubungan dengan pelaksanaan kepemimpinan secara nyata atau aktual. Dalam kaitan ini, manajemen dapat disebut sebagai seni kepemimpinan.

Sebagai seni kepemimpinan, ada tujuh aspek dalam manajemen yang berhubungan langsung dengan kepemimpinan secara praksis, yaitu antara lain:
a.     Manajemen adalah seni bekerja sama
b.     Manajemen adalah seni pemenuhan kebutuhan
c.     Manajemen adalah seni penggalangan
d.     Manajemen adalah seni mempengaruhi
e.     Manajemen adalah seni menyampaikan perintah atau komunikasi
f.      Manajemen adalah seni membuat masa depan organisasi
g.     Manajemen adalah seni mendayagunakan sumber-sumber
        Menegaskan hubungan kepemimpinan dan manajemen ini, dapatlah dikatakan   
        bahwa kepemimpinan dalam kaitan ini mewadahkan manajemen.
 
MANAJEMEN DALAM UPAYA MEMIMPIN
Memanejemeni kepemimpinan akan sangat terlihat dalam upaya memimpin yang menyentuh bidang berikut:
a.    Pemimpin memastikan bahwa ia mengkoordinir kepemimpinan dengan menggerakkan unsur SDM dan mengelola semua sumber menggerakkan semua kompenen untuk terlibat dalam kerja secara sinergis dan simultan.
b.    Pemimpin memastikan bahwa ia mendasarkan semua upaya memimpin di atas suatu perencanaan strategis yang lengkap.
c.     Pemimpin harus memastikan adanya pengorganisasian tugas dan penempatan SDM yang tepat bagi semua tugas yang dibuktikan dengan adanya delegasi dan penugasan yang benar dan baik. Dalam hubungan ini, pemimpin harus memastikan bahwa semua unsur pendukung tersedia dan dapat digunakan dalam upaya memimpin. Pemimpin di sini juga harus memastikan adanya komunikasi yang jelas dan lancar dalam seluruh sistem organisasinya.
d.    Pemimpin harus memimpin dengan menggerakkan semua komponen SDM terlibat dalam pelaksanaan yang bergerak kerja secara sinergis dan simutan ke arah produktivitas optimal (pencapaian hasil kerja optimal) dengan menggunakan strategi dan taktik yang andal.
e.    Pemimpin harus memastikan pelaksanaan kerja dengan melaksanakan supervisi atau pengawasan dan evalusi untuk refinesasi kerja dalam kepemimpinan guna memperlancar upaya memimpin yang ditanganinya secara bersinambung ke arah pencapaian tujuan organisasi.
 
HUBUNGAN LATIHAN BARIS BERBARIS DENGAN MANAJEMEN KEPEMIMPINAN
PENGERTIAN:
Baris berbaris adalah suatu wujud latihan fisik, diperlukan guna menanamkan kebiasaan dalam tata cara hidup yang diarahkan kepada terbentuknya suatu perwatakan tertentu.
 
Maksudnya adalah Guna menumbuhkan sikap jasmani yang tegap dan tangkas, menumbuhkan rasa persatuan, disiplin, sehingga dengan demikian senantiasa dapat mengutamakan kepentingan tugas diatas kepentingan individu dan secara tidak langsung juga menanamkan rasa tanggung jawab.
 
Yang dimaksud dengan MENUMBUHKAN SIKAP JASMANI YANG TEGAP DAN TANGKAS adalah:
Mengarahkan pertumbuhan tubuh yang diperlukan oleh tugas pokok tersebut dengan sempurna.
 
Yang dimaksud dengan RASA PERSATUAN adalah:
Adanya rasa senasib dan sepenanggungan serta ikatan bathin yang sangat diperlukan dalam menjalankan tugas.
 
Yang dimaksud dengan DISIPLIN adalah:
Kesadaran untuk menjalankan suatu perintah tugas / dinas baik tertulis atau tidak tertulis mengenai hal – hal yang sepele sekalipun yang dilaksanakan dengan tulus ikhlas dan bertanggung jawab.
 
Yang dimaksud dengan RASA TANGGUNG JAWAB adalah:
Keberanian untuk bertindak yang mengandung resiko terhadap dirinya tetapi menguntungkan tugas atau sebaliknya, tidak mudah melakukan tindakan yang akan merugikan organisasi / kelompok atau kesatuannya.
 
Nah…. Bahwa kaitannya manajemen dan kepemimpinan dalam baris berbaris terdapat makna kehidupan  pada saat:
1.     Seseorang yang berdiri didepan barisan “atau biasa disebut komandan /ketua kelompok” memberikan aba – aba atau perintah dan dilaksanakan oleh anggota yang dipimpinnya.
2.     Pada saat “sang komandan” memberikan aba – aba “SIAP GRAK”, maka sebagai seorang pemimpin harus mengambil sikap “siap” terlebih dahulu. (sebelum menyiapkan orang lain sadari diri sendiri bahwa kita sudah siap).
Arti “siap” bisa jabarkan dengan dengan siap mental, siap fisik, siap materil  dan siap pengetahuan.
3.     Anggota yang disiapkan segera melaksanakan perintah komandan/ketua kelompok/atasannya dengan cepat, sigap, dan bertanggung jawab, tanpa ada interupsi, protes atau membantah perintah tersebut, dan dilaksanakan secara serentak / bersama – sama.
4.     “sang komandan” memberikan aba – aba “LENCANG KANAN / LENCANG DEPAN GRAK”, mengandung arti bahwa seorang pemimpin harus selalu merapatkan dan meluruskan barisannya  agar terlihat rapih, kuat dan berwibawa.
5.     Pada saat meluruskan barisan, seorang pemimpin harus juga melihat ketinggian / jenjang herarki, agar masing – masing anggota menyadari dimana tempat seharusnya dia berada.
6.     Pada saat “sang komandan” memberikan aba-aba “HITUNG MULAI” mengandung arti bahwa setiap saat seorang pemimpin harus selalu mengecek jumlah administratif  kekuatan barisan / pasukannya.
7.     Pada saat melakukan gerakan “JALAN DITEMPAT” mengandung arti bahwa pengalaman kita pernah mengalami jalan ditempat (pasang surut, pahit dan manisnya kehidupan), maka jangan bersedih hati karena barisan akan di “MAJU”kan. Tetapi jangan lupa diri apabila kita sudah “MAJU”, harus pula mengikuti aturan dan petunjuk dengan memperhatikan aba – aba “BELOK KANAN/KIRI dan BALIK KANAN”, agar langkah kita tidak tergelincir atau “menabrak TEMBOK dan masuk JURANG”.
8.     Pada saat aba – aba “HENTI GRAK” mengandung arti bahwa perjalanan kita sudah sampai ditempat tujuan. Keberhasilan dan kesuksesan sudah kita raih, maka bersyukurlah karena barisan akan di”ISTIRAHAT”kan.
9.     Maka pada saat “ISTIRAHAT DITEMPAT” jangan kita berleha – leha dan bertingkah laku sesuka hati, tetapi tetap mengikuti aba – aba dan aturan yang masih berlaku karena barisan belum di”BUBAR”kan.
10. Pada saat “BUBAR BARISAN” itulah penghujung keberhasilan dan  kesuksesan kita,  
mungkin penghujung juga bagi kehidupan kita di organisasi / kelompok / institusi / satuan, 
terlebih sebagai penghujung di “kehidupan kita yang fana ini”.


1 komentar: